Selasa, 15 Februari 2011

Disaster, When Unexpected Things Really Happen....

Bencana alam merupakan suatu yang yang tidak bisa kita perkirakan sebelumnya. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mendefinisikan bencana sebagai suatu fenomena ekologi yang terjadi secara mendadak dan cukup besar sehingga memerlukan bantuan dari luar. Sebagai Negara yang terletak di antara lempeng Asia-Australia, Indonesia sangat rawan terhadap gempa bumi. Semua orang tidak ada yang menyangka pada pagi hari yang tenang di tahun 2004 terjadi bencana alam tsunami yang meluluh lantakkan Aceh. Selain itu, gunung berapi di Indonesia termasuk dalam ring of fire yang meliputi Jepang hingga Italia. Keadaan ini mengakibatkan Indonesia rawan mengalami bencana alam gunung Merapi. Hampir setiap provinsi di Indonesia memiliki gunung berapi yang masih aktif. Sebut saja provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang Gunung Merapinya selalu meletus setiap beberapa tahun sekali. Curah hujan yang tinggi menyebabkan beberapa daerah di Indonesia kerap kali mengalami banjir dan tanah longsor.


Apabila kita telaah lebih jauh, ada beberapa komponen yang turut menentukan besarnya bencana. Komponen tersebut adalah vulnerability (kerentanan), hazard (bahaya), dan capacity (kemampuan) seperti yang dapat dilihat dari formula dibawah ini:

VURNERABILITY + HAZARD = DISASTER
             CAPACITY 

Kerentanan dapat didefinisikan sebagai kurangnya kemampuan dari seorang individu atau kelompok untuk mengantisipasi, megnatasi, menolak, dan pulih dari dampak bahaya alam atau buatan manusia. Konsep ini relatif dan dinamis, artinya karentanan bergantung pada setiap individu atau kelompok. Kerentanan paling sering dikaitkan dengan kemiskinan, tetapi juga dapat imbul ketika seseorang terisolasi, tidak aman dan idak berdaya dalam menghadapi shock atau stress. Misalnya, kondisi perumahan yang tidak dapat menahan gempa bumi ataupun badai. Kurangnya kesiapan dapat menghasilkan respon lebih lambar untuk bencana, sehingga mnyebabkan kerugian yang lebih besar atau penderitaan yang berkepanjangan.

Kebalikan dari suatu kerentanan adalah kemampuan (capacity), seperti yang terlihat dlan formula diatas. Kepampuan merupakan segala sumber daya yang tersedia untuk setiap individu, perumahan, dan komunitas untuk menangani suatu ancaman atau untuk bertahan dari dampak bahaya. Sumber-sumber ini dapat berupa fisik maupun material, tetepi sumber-sumber tersebut juga dapat ditemukan dalam cara masyarakat diatur atau dalam keahlian atau atribut dari individu dan atau organisasi dalam masyarakat.


Ada beberapa hal yang menentukan kerawanan seseorang dan sejauh mana kemampuan mereka untuk bisa pulih dari suatu bahaya, seperti faktor fisk, ekonomi, social dan faktor politik. Dari sekian banyak faktor tersebut, kemiskinan tetap menjadi kerawanan yang utama karena mereka memiliki sumber daya yang terbatas untuk bisa pulih dari suatu bencana. Lain halnya dengan Negara yang kaya, penduduk dari Negara tersebut cenderung memiliki kemampuan yang lebih untuk bisa pulih dari dampak bencana. Biasanya mereka mempunyai proteksi terhadap bahaya yang lebih baik dan memiliki sebuah sistem persiapan menghadapi bencana. Mata pencaharian yang mapan dan pendapatan yang tinggi akan meningkatkan kemampuan dan memungkinkan orang tersebut untuk bisa lebih cepat pulih dari bencana.

Seperti yang telah sedikit disinggung di bagian atas tadi, bahaya merupakan suatu kejadian yang mengancam, atau memiliki kemungkinan untuk menjadi fenomena yang merusak dalam waktu dan periode tertentu. Ada beberapa macam bahaya yang berasal dari alam (natural hazard) seperti  geofisikal (gempa bumi, tanah longsor, tsunami, dan gunung meletus), hidrologi (banjir), klomatologi (suhu yang ekstrim, kemarau, dan kebakaran hutan), meteorologi (angin topan dan badai), serta biologi (epidemic penyakit).


Floods in Bangladesh, October 2006. Children standing in the bank of the river Brahamaputra at the Ashtamir Char in Rangpur district. Photo: Rafiqur Rahman/REUTERS (p16650)


Bencana memang sesuatu yang tidak bisa dihindari dan tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Namun, dampak dari bencana itu sendiri bisa kita minimalisir dengan meng-adjust atau menyetel komponen-komponen dari bencana. Dampak dari suatu bahaya sedini mungkin dikurangi, dengan jalan mitigasi, prediksi dan peringatanm dan melalui persiapan mengahadapi bencana. Kemampuan yang ada hendaknya dibangun sebagaimana mestinya sehingga nantinya bahaya tersebut bisa ditangani. Akar penyebab kerentanan seperti kemiskinan, tata pemerintahan yang buruk, diskriminasi, ketimpangan, dan akses yang memadai terhadap sumber daya dan mata pencaharian hendaknya bisa diatasi. Apabila ketiga komponen bencana dapat disetel, dampak dari bencanapun akan dikurangi sedini mungkin.

Referensi:
Bencana Alam

Meningkatkan Kemampuan Penanganan Bencana di Indonesia

Disaster Management

Emergency Management



Tidak ada komentar:

Posting Komentar